Halaman

Jumat, 23 Desember 2011

Demo UGM di 2011, nampaknya jadi hal menarik di hidup gue

Demo....
Demotrasi , adalah meluapkan segala unek unek sekelompok orang dengan mengekspresikan segalanya demi tercapainya satu tujuan visi dan misi.....
nampaknya demo juga jd tren mahasiswa yg ingin menginginkan sesuatu yg sebelumnya kurang puas dimata mereka....bukan bermaksud mengurangi rasa hormat sang pembaca,,gue akan menceritakan bagaimana gaya gue demo di penghujung tahun 2011....

dengan dalih dan tema "Buka Ekstensi tutup Vokasi" , Forum Satuan Mahasiswa Sekolah Vokasi UGM (FORKAMSI),bergabung bersatu padu demo waktu itu.berbagai Diploma bergabung semua disitu,Diploma : Teknik Sipil , Hukum , Pariwisata ,Budaya, Akutansi , dll...
dengan satu tujuan dan misi dan visi, ketua FORKAMSI memimpin demo,,
 

(dari kiri ke kanan) Adulvine Prita , Isworo Dwipayana , Hendro , dan Dwi Candra Adi, berkomitmen satu tekat untuk dibukanya extensi progam...

di komentari di sela sela persiapan demo , hendro (salah satu mahasiswa diploma teknik sipil) menyebutkan apakah lo mau lanjut ke jenjang yang lebih tinggi? yoi dong,gue jauh jauh dari Bangka Belitung ke Yogyakarta (UGM) untuk Sekolah setinggi-tingginya.percuma dong gue kesini kalo cuman sampe d3?? apa tanggapan lo di demo ini ? maksud gue harapan lo di demo ini ? Sangat Jelas ya,Extensi Progam atau Diploma 4 segera dibuka.dan nampaknya ini kali kedua kita demo seperti ini.tapi,dengan catetan,kita gak ada anarkis kok (red :rusuh).

Demo juga membuat arus lalu lintas sepanjang Bundaran UGM hingga Kaliurang macet.
  Gambar : Mahasiswa menguasai jalan sepanjang menuju Pintu Barat Rektorat UGM.sambil berorasi,mahasiswa juga memanggil manggil progam diploma lain untuk ikut serta.tapi,progam diploma semua itu tutup mulut dan memilih untuk melanjutkan kuliah.







Disela kesibukannya,nenek paruhbaya ini menyempatkan diri untuk berteriak "hidup hidup hidup"sambil mengepalkan tanganya.










Neil,penanggungjawab serta ketua FORKAMSI berorasi di halaman Rektorat
















lebih dari 1500 mahasiswa berkumpul di halaman rektorat dan merajai rektorat hingga 1 minggu lamanya...
berikut adalah kumpulan foto foto pasca demo...


 Satuan Keamanan Kampus (SKK) yang mencoba menghalang-halangi pendemo...menurut gue,orang orang ini dibayar bukan buat nutupin jalan deh.mereka dibayar buat jaga segitu gede nya UGM,bukan kayak gini caranya...hehe :)
 Gambar : Mulai Memasuki Pintu Barat Rektorat..ada yg ganjal disini.mereka yang pake (masker) penutup udara kotor.nampaknya gak perlu,terkecuali mereka yang bener bener alergi sama udara kotor,kita disini demo bukan promosi apotek..



ini nih,wanita pembawa spanduk yang semangat nya bukan main....dari diploma teknik sipil 09 nih...











                                 (3 Gambar ke atas) siapa sih yang sebenarnya anarkis disini ? bukan kita loh...




Nah.....kata kata ini , dari tahun ke tahun demo gak pernah absen... "Tutup Vokasi,buka ekstensi"

Disela kesibukan demo...kebersamaan tetap nomor 1....





nampaknya mereka antusias sekali..
auntusias kalo banyak kamera di sekiling mereka...hahaha













Nah,gambar yang satu ini.menggambarkan kalo gue lagi bawain acara demo di Tv..udah keliatan wartawan blom ?









nah...demikian tuh koleksi foto demo demo yang gue dapet....tp ada lagi yg gak lupa dan mungkin spesial dari yang lain nya...


Cuek aje kalo gak kenal mah...yang penting happy,iya gak rip ?













si cantik yang satu ini ,yang pertama deket gue selama demo...haha :D . dan ada terus selama demo 1 minggu kedepan.nice,hah ?












The Freshman (anak semester 1 DTS) gak kalah asiik nih....ikut meramaikan jalan nya demo...

 (Kiri ke kanan) , Alita , Ewitta, Hosea. Diploma Teknik Sipil 2011 C. Baru kali pertama kami ikut yang beginian.



Intinya , Jangan buat statment bahwa :



Selama seminggu kejadian demo , ada 3 orang terluka luka.salah satunya kk angkatan gue.
jangan kotori dunia pendidikan dengan penipuan seperti ini....tanggal 13 januari 2012 kedepan,dosen se-vokasi akan ikut demo,tapi bukan demo seperti ini...demo ke rektorat dan petinggi petinggi kampus....tunggu kabar selanjutnya ya :DD

di Penghujung Tahoen 2011

2011 (dua ribu sebelas)......

dimulai dengan The Sophomore (Mahasiswa Tingkat 2),Penuh Cerita dan luka...semester 2 di buka dengan keceriaan diri dan kebanggaan diri,karena .. Waw,gue bisa sampe tingkat 2?..
dengan Indeks Prestasi (IP) yg sangat kurang memuaskan di semester awal,gue mencoba merubah gaya belajar,pola hidup dan lainya.alangkah kebesaran Alloh SWT,gue bisa merubah segalanya di semester 2.

Masalah percintaan ???

di jogja , beberapa cewek udah berjabat tangan (kenalan) hingga gue ajak jalan.sampai sampai,Customer Service salah satu bang swasta di jogja.gue taksir,karna dia beda di mata gue...dengan alih alih melupakan masa lalu gue yg kelam,gue mencoba meraungi bartera kehidupan kampus...
dimulai dengan anak Kedokteran , anak Geodesi , PWK, semua tak ada yg Klop di mata gue....gue hanya bisa sebatas pertemanan disitu....

pergantian tahun ajaran baru , niat gue stop hunt for women, nampaknya tidak begitu saja.....

awalnya gue ngeliat nih cewek biasa aja,ketika gue perhatikan,lama kelamaan wanita ini mempunyai paras yg beda.gue mencoba berkenalan (satu kampus) dengan wanita bawah tingkat ini...dan memang,dia berbeda...udah 3 bulan belakangan ini gue deket sedeket deketnya sama dia.....

di penghujung tahun 2011 dan pergantian tahun,gue mau mengubah me-resufhle semua gaya dan pola hidup gue yang gue anggap Bad Habits ... pulang malam gak jelas , belajar masih malas malasan, Sembayang yg blom sempurna,baca Al-quran yg terputus-putus karena masalah tugas tugas dan apalah itu...gue akan rumbah semua..Insyalloh,gue bisa !!!

hari ini,24 Desember 2011

Keep Our Spirit on _ntp_

ingin sekali bertemu kakak gw....!!!

awalnya gw adalah IGAN yg di lahirkan sebagai anak ke 4...
Susunan Saudara gw dari awal
1. Didik Hartono ( KK gw yg pertama)--Almarhum--
2. Pringga Satria Panji (2nd kk gw)
3. Estrina Riskita (3th kk gw)
4. Nanda Trigani Praja (gw)
5. Abdi Putra Handena (ade gw)

Umur gw menginjak 9 tahun...
gw melihat sebuah lukisan anak laki-laki yang sedang menangis, se akan akan dia melihat gw diatas lemari kamar gw....
awalnya gw tdk tau siapa yg ada di lukisan tersebut...
setelah gw bertanya kepada orang tua gw,ternyata itu kk gw yang pertama..
gw coba mengungkit-ungkit semua tentang kk gw yang udah di surga...
akhirnya nyokap cerita semua tentang kk gw,,
dia semenjak bayi sudah sakit-sakitan,,akibat kepergianya adalah penyakit pernafasan...
dia meninggal di atas pangkuan paman gw,,,
sejak itulah gw terus menangisi kk gw,,,

lukisan itu terus berada di kamar gw hingga gw kelas 1 SMP...
Jika gw mau tidur,lukisan itu seolah-olah terus menatap gw tanpa lelah....sambil membayangkan bagaimana sosok kk gw itu....

beberapa hari kemudian, gw bermaksud melupakan kk gw, dengan cara memindahkan lukisan itu ke tempat yg jauh dari tatapan gw.....

gw sedih akan kepergian kk gw,,

gw membayangkan dia ada di samping gw, sedang menemani dan becanda di samping gw, sambil bermain facebook...
gw juga membayangkan jika dia sudah menjadi orang sukses dan mempunyai pasangan,,mungkin org tua gw udah gendonk cucu pertamanya...

tapi gw senang, semua saodara gw dan kluarga gw respect...

semoga dirimu ada di Pangkuan ALLAH SWT,dan Melihat Saudaramu di bawah..
Smoga Kamu dapat melewati rintangan2 yg ada..
Smoga bahagia di SURGA...
amin,,,

lindungi dia ya ALLAH
titipkan salam kami padanya...

amin...

comment dari temen2 dan sanak sodara2 gue :

· · · Share · Delete

    • Tiur Atmomihardjo duh, Igan knapaaa??
      kok jd mellow gt?
      kan msh ad pringga, kiki, sm abdii..
      May 30, 2009 at 7:30pm ·
    • Veronica Parhusip Sabar yaa,
      May 30, 2009 at 7:31pm ·
    • Nanda Trigani Praja ‎@mbok tiur : setiap ada yg nanya anggota keluarga,selalu dari pertama.gt..makanya keinget terus..

      @veronica : iya harus donk... klo g sabar, mungkin gw g ada d sini sekarang...
      May 30, 2009 at 8:55pm ·
    • Veronica Parhusip naah bgtu ! :) :D
      May 30, 2009 at 9:08pm ·
    • Tiur Atmomihardjo hmm..
      gt yah??
      yaudah, sabar aja, gw jg msh sring keingetan opung..
      May 31, 2009 at 4:55am ·
    • Tria Octavianti sampe kapanpun ga bakal bisa dilupain gan. berdoa aja yaa dan gw titip salam dalam doa lo :)
      May 31, 2009 at 10:58am ·
    • Nanda Trigani Praja ‎@tria : thanks...emang,,setiap ada orang yg nanya tentang "lo anak keberapa, n anggota keluarga lo ada berapa", selau teringat dari pertama...aturan, posisi gw ke 4 ya...
      huh,,,

      gw rindu bgt...
      May 31, 2009 at 9:00pm ·
    • Nanda Trigani Praja ‎@ mpok Tiur : iya emang, sesuatu yang kita sayangin, emang susah tuk di lupakan...
      May 31, 2009 at 9:02pm ·
    • Yb Triyani Yoo..yo..yo.. jgn pada mellow2.. semangat2... yg terpenting, kasih yg terbaik buat semuanya biar yang sedang bersemayam di alam berbeda sana ikut bahagia sama hasil yg kita kerjakan.. :) :)
      June 1, 2009 at 11:58am ·
    • Nanda Trigani Praja ouwkeh mba e....
      wish ben wae, sing wis ora ono...
      hoho
      June 1, 2009 at 2:01pm ·

Perasaan Sebenarnya aku padamu .... (ketika km kubawa ke doaku)

ketika kau menatapku lengang,aku pun sadar akan tatapanmu itu....
hari demi hari,aku mencari alasan untuk dapat mendekat padamu....

wajahmu yang anggun,cantik yang membuat hatiku berdebar-debar....
suaramu yang amat-teramat indah...

begitu aku berdiri dihadapanmu,sentak kau pun menyambutku dengan senyum...

aku tak tahan akan wajahmu dan hatimu yang anggun....

ku berdoa pada ALLAH SWT,agar kau dan aku selalu bersama...
Ketika ALLAH mengabulkan doa-doa yg dipanjatkan dari dan ke umatnya,aku pun selalu berdoa pada-NYA

ketika aku mendengar lamunan gitaryg aku mainkan,bernyanyi diatas panggung,ketika aku belajar,sentak wajahmu terpampang menggantikan wajah sang dosen.

ketika kawan-kawan kelas sedang asik dgn gosip2 ku dgn org yg sudah ku anggap tak ada di bagian hidupku,aku hanya memikirkan kau seorang.

balutan kerudung,tak berkerudung pun kau tetap kau seorang yg terus dan terus ku awasi.

ketika km kubawa ke doaku,aku merasa kau selalu hidup dan ada dihadapanku.....
sayang,kesibukan kita masing-masing membuat kita jarang ketemu....

akan kubawa selalu kau ke doaku yang terbaik....

dia , adalah kesempurnaan hidupku...dia inspirasi terbaiku ...

Short Story : Looking at A Girl Crying In Front Of Me : Melihat Seorang Gadis Menangis Tepat di Hadapanku : Ver.3

Looking at A Girl Crying In Front Of Me
Melihat Seorang Gadis Menangis Tepat di Hadapanku

Sembilan hari sebelum tahun baru...
Nine days before the new year...

Seorang gadis menangis tepat di hadapanku. Apa yang akan kulakukan? Tidak ada. Aku hanya merasa iba padanya, tapi aku tidak dapat melakukan apapun untuknya, tidak untuk menutupi kesalahan-kesalahannya.
A girl crying directly in front of me. What should I do? Nothing. I only feel sorry for her, but I cannot do anything for her, not to hide her mistakes.

Gadis itu menangis tersedu-sedu. Sekali dia meneriakkan, "Bodoh sekali aku!" Wajahnya dibasai air mata, penyesalannya sangat mendalam, tapi apa yang dapat diperbuat, nasi sudah menjadi bubur, segalanya sudah terlambat.
The girl cries with a sob. Occasionally she yells, "I'm very stupid!" Her face is covered by tears, her repentance is very deep, but what can be done? rice has become porridge, everything has been late.

Temanku, dia menyukai gadis itu. Dia sudah berusaha sebaik mungkin untuk menolong gadis itu, tapi dia tidak dapat mengendalikan semua faktor penentu. Pada akhirnya, dia harus menghela nafas dalam-dalam, menguatkan dirinya, lalu mengatakan kebenaran yang pahit pada gadis itu.
My friend likes that girl. He has tried as much as possible to help that girl, but he could not control every determining factor. In the end, he must exhale his breath forcefully, make himself stronger, and then mention the bitter truth to that girl.

Seorang gadis yang lain menggenggam tangannya erat-erat. Kedua gadis itu memiliki nama depan yang sama, mereka berteman, tapi hanya itu yang dilakukan oleh temannya.
Another girl grabs her hand firmly. Both girls have the same given names, they are friends, but only that is done by the friend.

Orang-orang lain yang mengenal aku dan mengenal gadis itu menanyakan pada aku apakah aku tidak dapat membantunya. Aku ingin sekali untuk bisa membantunya, tapi aku tidak bisa melakukan lebih dari apa yang sudah aku lakukan.
Other people that know me and know that girl ask me if I cannot help her. I want to be able to help her very much, but I could not do more than what I have done.

Tidak ada orang yang sempurna, setiap orang pasti pernah melakukan kesalahan. Dia harus belajar dari kesalahannya dan hal yang paling penting adalah dia sadar akan kesalahan-kesalahannya dan tidak mengulanginya lagi.
No one is perfect, everyone must have done mistakes. They need to learn from their mistakes and the most important thing is that they are aware about their mistakes and not repeat the mistakes again.

Beberapa orang yang terkait dengan masalah sang gadis sempat disibukkan dengan berbagai masalah yang ditimbulkannya. Dia mencoba untuk menutupi kesalahannya dengan menyalahkan orang lain. Apakah hal tersebut layak untuk dilakukan? Menurutku, daripada dia menyalahkan orang lain, dia lebih baik berkaca; apa yang sudah dia lakukan, apa yang seharusnya tidak dia lakukan, dan apa yang seharusnya dia lakukan.
Several people who was related with the girl's problem was being busified by various problems that occured. She tried to conceal her mistakes by blaming others. Is it an appropriate thing to do? In my opinion, rather than she blaming the others, she should reflect; what has been done by her, what should have not been done by her, and what should be done by her.

Penyesalan selalu datang di akhir, ketika segalanya telah berakhir, tapi semua yang telah terjadi tetap sudah berlalu. Mari kita buka lembaran baru hidup kita.
Regret always comes on the end, when everything has come to the end, but everything that have happened still have passed. Let's open a new page of our lives.

Kumpulan Cerpen dari , "My Sleep Dictionary"
Karya : Nanda Trigani Praja Atmomihardjo
Civil Engineering Gadjah Mada University
Yogyakarta Foundation Inc.
Copyright @2011

Short Story: They Say I'm Fat Cerpen: Mereka Bilang Aku Gendut Ver.2

Short Story: They Say I'm Fat
Cerpen: Mereka Bilang Aku Gendut

Aku nggak tahu apa salahku. Aku ngerasa belakangan ini dietku udah cukup ketat kok. Tapi kenapa sih sang pipi ini tetep juga melar. Mana orang-orang yang ngeliatnya pada pengen nyubitin lagi. Bikin tambah sebel. Pokoknya sebel… sebel… sebel… Sebeel banget. Apa salahku? Hix…hix…Apa jangan-jangan salah dari turunan gen-gen ayahanda dan ibunda tercinta yah yang bikin pipiku tembem begini. Gak juga ah. Mereka gak gendut kok.
I don't know what my fault is. I feel that these days I have been keeping my diet pretty tight. But how come this my dear cheek is still stretchy. And a lot of people who take a look at it want to pinch it. It makes me more resentful. It is resentful... resentful... resentful... Veeeery resentful. What is my fault? Weep... Weep... did the fault come from the descendant from my beloved father and mother that makes my cheek really puffed-up. I don't think so. They are not fat either.


Tapi kalo dipikir-pikir lagi kok malang juga yah nasibku.
Aku ingat betul ketika aku masih kecil. Kira-kira seumuran lima tahun lah; saudara-saudaraku datang ke rumah. Dan mereka semua lantas begitu bahagia melihat wajahku. Bukannya apa-apa dan kenapa-napa. Mereka seperti dapet mainan baru.
Mainan apa? Apalagi kalau bukan pipiku yang menggemaskan ini. Dicubit pipi kiri, dicubit pipi kanan. Mereka sih seneng-seneng aja. Ketawa ketiwi. Nggak tahu apa bahwa yang empunya pipi ini merasakan sebuah derita lahir dan batin. Perih di pipi, perih pula di hati. Sampe akhirnya aku menangis… Huaaaaa. Mereka baru berhenti. Ganti mengelus-elus
"Cup cup anak manis jangan nangis dong."

But if I really think about it again my fate was really unfortunate.
I remembered truely when I was still small. Approximately when I was five years old; my relatives came to my house. And all of them then were so happy to see my face. Not anything and and not anywhy. They seemed like they got a new toy.
What toy? What else if not my cheek that passionated them. They pinched the left cheek, then pinched the right cheek. They were so very happy then. Laugh laugh. They did not know that the owner of this cheek felt a suffering on both the body and heart. Pain on the cheek, pain also in the heart. Until the end I cried… Huaaaaa. Only then they stopped, changed to caressing.
"Choop choop the sweet child should not cry please."

Lebih parah lagi waktu aku SMA, aku inget banget ada temanku bernama Rudi. Anak yang menurut pandanganku termasuk paling badung satu sekolahan. Emang sih secara umum anaknya baik, gak ngerokok, taat aturan sekolah bahkan Pancasila dan UUD’45, gak pernah bolos, lumayan pinter dan berprestasi pula. Lha terus kenapa kok aku anggep badung? Ya itu tuh. Dia paling demen cubitin pipiku. Aku ngelamun dikit dicubit. Aku lengah dikit dicubit. Mana cubitannya konsekutif dan konsekuen lagi. Setiap hari. Sehari tiga kali. Sehabis makan dan sebelum tidur ( kok kaya minum obat aja yah ). Yaah pokoknya pada intinya sering banget deh.
It was more serious when I was in SENIOR HIGH SCHOOL, I remember truely that I had a friend named Rudi. A child that according to my view is one of the naughtiest on the school. It is indeed generally the child was good, not smoking, obeyed the school rule and even the national ideology and national law, never skipped class even once, moderately clever and high-achieving also. Well then why how come I said that he is naughty? Yes, because of that. He liked to pinch my cheek very much. If I daydream a little I was pinched. When I was careless a little I was pinched. His pinches were consecutive and consistent. Every day. Three times a day. After eating and before sleeping (how come it looks like taking medicine?). Yeah no matter what it was really often.


Aku pikir sih ketika masuk kuliah pengalaman-pengalaman memilukan itu akan berakhir. Apalagi kan aku masuk ke univ yang cukup ternama. Ehem… ehem… Aku yakin deh, anaknya pasti pinter-pinter, baik-baik, dan alim-alim. Uuuh tapi kenyataan tak seindah impian. Temen-temen disini masih aja suka ngeledekin aku gendut. Masih juga jahil-jahil. Untungnya sih gak ada lagi yang suka nyubit-nyubit pipi ini. Hahaha.
Maklumlah soalnya kan aku udah beri larangan keras bagi siapapun. Termasuk sahabat-sahabat dekat. Mengagumi boleh tapi tak boleh menyentuh. Apalagi mencubit. Dilarang keras. Verboden. Tiba-tiba….

I thought when I went to university, the sympathetic experiences will end. Moreover I entered to a university that was famous enough.
Ehem… ehem… I was convinced, the students were definitely very clever, well, and very devout. Ugh ugh but the reality was not as beautiful as the dream. Friends here still liked to tease that I was fat. Still were also very rascal. Fortunately there was no one that liked to pinch this cheek. Hahaha. They understand that in this matter I have given them a ban for everyone. Including close friends. They might admire me but it is not allowed to touch me. Not even pinch. Banned hard. Verboden. And suddenly….


Buk!
"Adaw… "
"Pagi Gina," sapa si Yanti dari belakang dengan senyumnya yang cerah. Tanpa rasa bersalah atau berdosa seikitpun.
Duh… duh.. aduuuh…
"Kenapa, aku mukul terlalu keras yah?"
"Masih nanya lagi. Sakit tauk."
"Maap deh maap. Abis kamu juga lagian. Pagi-pagi gini udah ngelamun. Mikirin sapa tuh? Si uhuy yah…"
"Idiiih… thanks yo. Gak ada istilah uhuy-uhuyan dalam kamus gw.. "
"Yah elah pake sok-sokan."

Bam!
"Ouch..."
"Morning, Gina," Yanti greets me with his bright smile. Without any feeling of guilty or sinful.
Ouch.. ouch... a-ouch..
"Why, did I hit you very hard?"
"No question asked. Very painful you know!"
"Sorry, sorry. It is your fault anyway. Even on a morning you were daydreaming. Who were you thinking about? The Uhuy guy?"
"Oh no!!!!, very thanks to you. No meaning of Uhuy in my dictionary.."
"How come you are putting on airs."

Sebenernya si uhuy yang dimaksud tak lain dan tak bukan adalah Gunawan, seorang cowo yang juga sejurusan dengan mereka. Sebenernya sih tuh cowo biasa aja. Bener-bener biasa deh. Semuanya biasa. Rambut biasa, mata biasa, wajah biasa, senyum biasa, pinternya juga biasa. Cuma satu yang luar biasa ..... garingnya luar biasa. Kadang2 sih aku suka sempet sebel dibuatnya. Tapi di satu sisi dia bisa ngertiin aku apa adanya. Jadi hati ini gak jadi sebel lagi deh. Jadi luluh, adem ayem deh dibuatnya.
In fact the Uhuy meant actually is Gunawan, a person that is also in the same course with them. In fact the boy is a normal boy. Very truly normal. All are normal. Normal hair, normal eyes, normal face, normal smile, the cleverness is also normal. Only one is extraordinary.... His lameness is extraordinary. Sometimes I am resentful because of him. But on one hand he can accept me the way I am. So this heart become not resentful again. I am crushed, cool and calm because of him.

Belakangan ini si Gunawan itu emang lagi deket ama aku. Gak tahu juga deh kenapa bisa begitu. Sehingga mulailah beredar kabar-kabar tidak sedap di kalangan mahasiswa. Isu-isu dan gossip yang tak jelas dari mana asal mulanya. Parah deh. Padahal bener deh aku dan si Gunawan itu cuma temen biasa. Ndak ada apa-apa, ataupun gimana-gimana. Sueer….
In recent times the Gunawan guy is actually very close to me. I don't know why could be like that. So not-nice news are beginning to circulate in between students. Rumours and unclear gossips which I don't know where are their origin at first. Seriously. In fact it is true that I and the Gunawan guy are only normal friends. Nothing happened, or whatever it is. I swear...
Masalahnya kekuatan gossip itu uda lebih kuat. Jadilah malah tuh cowo bisa sampe dapet titel uhuy. Sebagai info, sebenarnya kata uhuy itu dianugrahkan sebagai kata ganti orang ketiga tunggal bagi orang yang lagi dalam proses PDKT. Nah, sebutan kata uhuy untuknya menandakan dia lagi PDKT ama aku. Apa bener sih begitu? Mana aku tahu… dan lagian mana aku tempe?
The problem is that gossip power even much stronger. Therefore, that guy even get title: uhuy. For your information, uhuy is stated for a third singular person representative on a guy which is in "approaching" process. So, the uhuy statement show that he is in process of approaching me. Is it true? Who knows?
Kalo emang bener begitu rasanya sih gak sepenuhnya bener deh. Coba aja lihat tingkahnya. Dia toh kayanya emang bergaul dengan cara yang serupa dengan segala macem temen cewenya. Kadang-kadang rada usil pula. Ah, dasar laki-laki. Untung dia gak suka usilin aku dengan pipiku yang menggemaskan ini. Kalo gak bisa sudah hancur berkeping-keping persahabatan yang aku bangun dengannya selama ini.
I think it’s not necessarily true. Look at his behavior. He talk and behave in the same way with all his friends (girl). Sometimes, a bit naughty. Ah, damn guy. Fortunately, he doesn’t like to pinch my cheek, otherwise our good relationship which is maintained so far will be destroyed.

Tapi aku toh cuek-cuek aja ah. Dia toh juga sering cuek ama aku. Emang sih kadang-kadang jadi perhatiaaan buanget, tapi kadang-kadang cuek juga. Aku bingung deh. Kata temen-temen sih sebenernya dia itu suka sama aku. Kalo di sinetron-sinetron remaja masa kini sih disebutnya jatuh cinta githu.
However, I just don't ignore. He also does the same thing to me. Sometimes, reaallyyyy care, sometimes he is ignorant. I’m confused. My friends said that he likes me. In teenagers telenovela, it is said as fall in love.
Yah kalo emang bener githu sih ya ga pa pa. Soalnya, benernya aku juga lumayan simpatik kok sama dia. Ramah, baik, perhatian. Yah meski emang garingnya parah sih. Tapi okelah. Yang paling penting. Ia gak suka ngatain aku gendut. Dan gak suka nyubitin pipi.
If it is true, it’s ok for me. Coz actually I also quite put a symphaty to him. He is cheerful, kind, caring. Even though he is lame. Sooo lame. But it’s ok. The most important thing, he doesn’t say I am fat, and he doesn’t pinch my cheek.


Suatu ketika Gunawan mengajakku makan siang bareng. Yah, aku sih oke oke aja. Kenapa tidak? Sekalian kan aku bisa pinjem catetan lecturenya kemaren. Maklumlah kemaren aku ketiduran. Lagi kebanyakan pikiran. Cieeh kayak orang penting aja. Hohoho….
Kami duduk, diam, dan tenang. Sebelum kami sempet order makanan, Gun mulai membuka pembicaraan lebih awal….

One day, Gunawan ask me to have lunch together. I am ok to his offer. Why not? I can also borrow his lecture note for yesterday lesson. I was sleeping in lecture theatre yesterday. So many think and stuff… Like a businessman you know. Hohohoho...
We sit, be quiet, and calm. Before we order the food, Gun starts to speak:


"Gina, aku tahu pipimu tembem."
"Grrr, apaan sih. Terus kenapa?"
Aku sebel. Aku pikir dia bener-bener ngertiin aku, ternyata dia juga bilang aku gendut. Tidaaak… Kenapa mesti ada satu orang lagi yang mesti mengungkapkan “fakta" itu kepadaku.
"Banyak orang bilang pipi tembem itu gak begitu bagus."
"Iyah, aku emang jelek, " kataku cemberut. Sensi.
"Tapi…. " kata Gun lagi…
"Tapi apa?! seruakku dengan sewot…. Sebel sebel…
"Ups, kamu marah ya?" Tanya Gun dengan muka melas nan memprihatinkan. Ngeliat mukanya aku pun luluh.
"Nda... nda pa pa. Kenapa sih Gun?"jawabku dengan rileks
"Tapi, tapi… aku… aku mau ngomong sesuatu ama kamu Gin. Penting.." kata Gun sambil menundukkan wajahnya. Entah dia malu atau takut... atau sungkan?

"Gin, I know your cheek is stretchy."
"Grrr, so what?"
I am angry. I think he really can understand me. But he also said I am fat. Nooo, why must there be one more person who reveal that “fact" to me?
"Many people said that stretchy cheek is not so good."
"Yeah, I am ugly," I said frownly. Sensitive.
"But…" Gun says again.
"But what?’ I say angrily. Resentful… resentful.
"Ups, are you angry? Gun asked melancholicly. Seeing his face, I melt.
"nooo… no problem? What’s wrong, Gun?" I ask relaxly.
"but… I… I want to say something to you Gin. Important," Gun said bowing down his face. Either he is shy or scary?

Deg! Jantungku berdegup kencang. Dan makin lama makin kencang. Aku ndak tahu perasaan aneh apa yang ada pada diriku sekarang. Aaaargh mana mungkin. Mana mungkin. Darahku berdesir makin kencang. Dag dig dug. Kenapa dengan diriku? Masa Gun bisa membuat aku begini?
Deg! My heart beats very fast. And become faster and faster. Aaargh impossible. Impossible. My blood flows quicker. What’s wrong with me? Why can Gun make me like that?


Ia melanjutkan kata-katanya… masih dengan terbata-bata…
"Aku…. aku…"
"Apa?"
"Boleh gak Gin aku?"

He continues his statement… still with tremble…
"I…. I…"
"What?"
"Gin, could I...?"

Pikiranku makin melayang nda karu2an. Sampai2 aku lupa kalo tujuan awal ke kantin ini adalah untuk makan siang. Hmmm, apa mungkin sih kata teman2nya selama ini benar? Gun selama ini diam2…. aaargh, wajahku memerah, tapi aku nda mau Gun tahu. Kalo sebenernya... Jangan dulu. Aku tundukkan wajahku. Rasanya ia akan mengatakan kata itu. Ya pasti ia akan mengatakan kata itu…
.
.
.

My thought flies away. I almost forget that I go here to have lunch. Is it true that his friends gossip about Gun is true? Gun so far… without any words… Arrgh… my face turn red, but I don’t want Gun knows. That the truth… Don’t
I bow down my face. I feel that he will say that word. Ya confirmed that he will say that word...
.
.
.
"Gin, aku….. boleh pinjem duit dulu nda? Duitku habis. "
"Gin, could I borrow your money? I don’t have anything left."

Terinspirasi seorang teman di kampus , dont worry , just story ....
fiktif.

Short Story by me "A Couple's Dream" (Mimpi Sepasang Manusia) English - Indonesia Version 1.

Short story: A Couple's Dream
Cerpen: Mimpi Sepasang Manusia

Dua orang anak duduk bersebelahan di bangkunya masing-masing, bersama belasan anak-anak lain, sedang asik menggambar di atas kertas A3. Di tengah papan tulis dan di sudut kanan atas setiap kertas A3 tertulis "Cita-citaku". Ibu guru berkeliling dan mengamati pekerjaan murid-muridnya di kelas itu.
A boy and a girl sit alongside each other on their own chairs, together with tens of other children. They seem to enjoy drawing on A3 paper. On the middle of the blackboard and on the top-right side of every A3 paper there is a text written, "My future". The teacher is going around observing the work of students in the class.

Anak perempuan: "Kenapa kamu lihat aku terus?"
Girl: "Why do you look at me?"

Anak laki-laki: "Aku bukan lihat kamu. Aku lihat gambar kamu. Gambar kamu cantik. Kamu juga cantik. "
Boy: "I am not looking at you. I look at your picture. Your picture is so beautiful. You are beautiful too."

Anak perempuan: "Kamu juga. Gambar kamu bagus. Nus, kamu lagi gambar apa?"
Girl: "Yours too. Your picture is good. What are you drawing?"

Anak laki-laki: "Aku gambar robot. Aku ingin jadi insinyur. Nanti aku akan membuat robot untuk melindungi bumi. Selain bumi, kamu juga. Rei, kamu gambar apa?"
Boy: "I am drawing a robot. I am going to be an engineer. Later I will make robots to protect the earth. Beside The Earth, you will too. Rei, what are you drawing?"

Anak perempuan: "Aku gambar rumah. Aku ingin buat rumah yang besar dan bagus. Nanti kakek, nenek, aku, dan kamu bisa main bersama. Robot kamu juga boleh ikut."
Girl: "I am drawing a house. I want to make a big and nice house. Later grandfather, grandmother, I, and you can play together. Your robot can join too."

Ibu guru: "Nusa, Rei, Jangan ribut!"
Teacher: "Nusa, Rei, Silent please!"

Anak laki-laki dan anak perempuan: "Iyaa, Buuuu!"
Boy and girl: "Yes, Maaam!"

Nusa dan Rei tersenyum masing-masing. Sejak saat itu mereka berteman.
Nusa and Rei smile to each other. Since then they become friend.

Catatan Penulis: Pembaca, tolong jangan kecewa. Ini hanya kisah fiksi.
Author note: Readers, please do not be disappointed. This story is fiction.

Nusa dan Rei lulus Taman Kanak-kanak bersama. Nusa dan Rei melanjutkan pendidikan sampai Sekolah Menengah Umum di sekolah yang sama. Ayah Nusa adalah seorang pengusaha sukses. Ayah Nusa sudah berhasil mengembangkan toko kecil yang didirikannya sebelum Nusa lahir menjadi perusahaan besar yang mempunyai banyak cabang di berbagai daerah. Rei tinggal bersama kakek dan neneknya sejak kecil. Kakek Rei adalah seorang kontraktor bangunan. Rei sering mengunjungi kakeknya di proyek bangunan untuk sekedar berkunjung atau membawakan makanan. Nusa sering diajak Ayahnya ke perusahaan untuk membantu. Nusa dan Rei masih berteman hingga saat ini. Saat ini, Nusa dan Rei sedang menikmati masa remaja mereka. Mereka bertemu, bepergian, dan bermain dengan bebas seperti tidak ada apapun yang dapat menghalangi kegembiraan mereka.
Nusa and Rei graduate from kindergarten together. Nusa and Rei continue their education up to secondary school in the same school. Nusa's father is a successful businessman. Nusa father has successfully developed a small store before Nusa was born to become a large company that has many branches in various areas. Rei lives with her grandmother and grandfather since she was small. Rei's grandfather was a building contractor. Rei's grandfather often go to the building project for a visit or to distribute food. Nusa often invited his father to the company for help. Rei and Nusa are still friends until now. Currently, Nusa and Rei are enjoying their adolescence. They meet, travel, and play freely as if there is nothing that can hinder their happiness.

Nusa dan Rei lulus Sekolah Menengah Umum bersama. Nusa dan Rei melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi negeri yang sama. Nusa memilih jurusan manajemen atas saran ayahnya. Nusa direncanakan untuk menjadi pengganti ayahnya di kemudian hari. Nusa mendukung rencana orangtuanya. Rei memilih jurusan arsitektur, jurusan yang berbeda dengan Nusa. Rei sering berdebat dengan Kakeknya tentang tugas-tugasnya. Rei sibuk dengan aktivitas kuliahnya, sedangkan Nusa sibuk dengan kegiatan organisasi yang diikutnya.
Rei and Nusa graduate from High School together. Rei and Nusa continue their education to the same university. Nusa chooses the management course because of the advice of his father. Nusa plans to become a substitute for his father in the future. Nusa supports his parents' plan. Rei chooses architecture major, in the different department from Nusa. Rei often debates with her grandfather regarding her duties. Rei is busy with the activities of studies, whereas Nusa is busy with the activities of the organization that he is participating in.

Setiap malam tiba Nusa mengirim pesan-singkat kepada Rei. Setiap malam juga Rei menantikan pesan dari Nusa. SMS menjadi penghubung mereka pada hari-hari sibuk. Pada hari-hari senggang mereka sengaja bertemu untuk melakukan kegiatan bersama. Nusa senang mengunjungi toko peralatan elektronik, Rei senang tur ke berbagai daerah, dan mereka sering melakukan keduanya bersama-sama. Nusa menjadi kembang dalam hidup Rei. Nusa menghiasi hidup Rei dengan tawa, tangis, dan kenangan. Rei menjadi bulan dalam hidup Nusa. Rei menerangi hidup Nusa melalui kebersamaan, semangat, dan senyuman manis.
Every night Nusa sends a short message to Rei. Every night Rei also waits for the SMS from Nusa. SMS is becoming their connector when they are busy. On days with spare times, they purposely meet each other to do group activities. Nusa likes to go to electronic equipment store, whereas Rei likes to tour various tourism areas, and they often do both together. Nusa becomes a flower is Rei's life. Nusa decorates Rei's life with laughter, weeping, and memories. Rei becomes the moon in Nusa's life. Rei illuminates the life of Nusa through togetherness, encouragement, and sweet smiles.

Nusa dan Rei lulus dari Perguruan Tinggi bersama. Nusa ditawari untuk melanjutkan studi oleh orangtuanya, tapi Nusa memutuskan untuk mencari pengalaman kerja dulu. Nusa mendapat pekerjaan sebagai pemasar di sebuah bank internasional. Pekerjaan di bank adalah impian banyak orang. Pekerjaan dalam kantoran ber-AC di pusat kota dengan fasilitas dan gaji yang memuaskan. Rei mendapat beasiswa untuk melanjutkan studi di luar negeri. Nusa memberi dukungan pada Rei. Rei pergi ke luar negeri. Pada awalnya, Nusa dan Rei masih saling berbalas e-mail. E-mail dari Nusa berisi cerita tentang dia dan teman-teman kerjanya, pencapaian yang diraih, sampai kebosanan dalam bekerja. E-mail dari Rei berisi cerita tentang dia dan teman-teman kuliahnya, foto-foto dia, dan untaian kata penyemangat bagi Nusa. Semakin lama, balasan dari Rei maupun Nusa semakin lambat. Telepon juga jarang dibalas. Hubungan semakin jarang terjadi. Jurang di antara mereka semakin lebar dan dalam.
Nusa and Rei graduate from university together. Nusa is offered to continue the study by his parents, but Nusa decides to have working experiences first. Nusa gets a job as a marketer in an international bank. Employeed by a bank is a dream for many people. Working in air-conditioned office in the city center with all the facilities and a satisfactory salary. Rei receives scholarships to study abroad. Nusa gives his support to Rei. Rei goes overseas. Initially, Nusa and Rei still send e-mails to each other. E-mails from Nusa contain stories about him and his co-worker, his achievement, and many other things including his boredom at work. E-mails from Rei contain stories about her and her study-friends, photographs, and words of wisdom about enthusiasm for Nusa. As time flies, replies from both Rei and Nusa are slower and slower. Phone calls are also rarely returned. Communication between them rarely happens. Chasm between them becomes wider and deeper.

Dua tahun kemudian mereka sudah hampir tidak pernah berkomunikasi lagi. Matahari mulai terbenam dan kembang mulai layu. Nusa memutuskan untuk berhenti dari pekerjaannya dan dia melamar ke sebuah perguruan tinggi swasta terkenal di luar negeri. Nusa merasa sangat jenuh dan bosan dengan pekerjaannya. Nusa berpikir bahwa jenjang pendidikan yang lebih tinggi akan membuka pintu ke jabatan yang lebih tinggi, tanggung jawab yang lebih berat, wewenang yang lebih luas, dan kegiatan yang lebih bervariasi. Nusa memilih magister manajemen. Rei sudah berada entah di mana. Mereka sudah tidak pernah berkomunikasi. Dalam selang waktu ini, perasaan Nusa tidak pernah bisa terucapkan.
Two years later they have almost never communicate again. The sun begins to disappear and flowers start to become frail. Nusa decides to quit from his job and applies to a famous overseas private university. Nusa feels very saturated and bored with his job. Nusa thinks that higher level of education will open doors to higher positions, heavier responsibility, wider authority, and a more varied activities. Nusa chooses Masters program in Management. Rei has already disappear from his life. No communication between them has happened for ages. In this lapse of time, Nusa's feeling has never been able to be mentioned.

Suatu malam Nusa mengemasi barang-barangnya lalu dia membereskan isi dompetnya. Dia menemukan fotonya bersama Rei yang dibuat dalam photo-booth lima tahun lalu. Dalam foto itu Rei tersenyum. Nusa pun teringat akan senyum Rei yang sempat menerangi hari-harinya di masa lalu. Nusa mengirim pesan-singkat ke nomor Rei yang dulu:
> Sdr/i Rei,
> Selamat, Anda memenangkan undian dari Bank X!
> Tolong hubungi kembali nomor ini untuk konfirmasi.
> Terima kasih.
Nusa menunggu sebentar lalu dia melihat laporan pengiriman pesan singkat ke nomor Rei. Status di sana menunjukkan pesan-singkat menunggu. Dugaanku benar, Rei masih belum kembali. Nusa melihat ke luar jendela. Malam itu bulan tidak ada. Nusa pun tidur.
One night, Nusa packs his stuffs and then he begins to organize the contents of his wallet. He finds a picture of him with Rei that was made in a photo-booth five years ago. In the photo Rei smiles. Nusa is reminded about Rei's smiles that illuminated his day-to-day life in the past. Nusa sends a message to the Rei's old phone number:
> Sir/Madam Rei,
> Congratulations, you won the lottery from Bank X!
> Please contact this number for confirmation.
> Thank you.

Nusa waits for a while and then he saw the message sending report on his phone. The status message indicates that it is pending for delivery. My guess was correct, Rei has not come back. Nusa sees outside the window. There was no moon in that night. Nusa sleeps.
Keesokan harinya Nusa berangkat ke bandara diantar Ibu dan supir-ayahnya. Setibanya di bandara Nusa disambut oleh beberapa orang teman kuliah dan kolega kerja-nya. Mereka berbincang-bincang sejenak, berfoto dua kali, lalu Nusa berpisah dengan mereka semua. Antrian untuk menukar tiket tidak terlalu panjang. Ponsel Nusa berbunyi.
The next day Nusa goes to the airport with his mother and his father's driver. When he arrives at the airport, he is greeted by his friends and colleagues. They chat for a moment, take pictures together twice, and then Nusa says goodbye to all of them. The queue for getting boarding passes is not too long. Nusa's mobile phone rings.
"Hallo!"
"Hello!"

"Nusa, kamu ada di mana?"
"Nusa, where are you?"

"Aku sudah di bandara, Pa!"
"I have been at the airport, Dad!"

"Papa belikan kamu tiket untuk kelas eksekutif. Jangan mau kalau kamu dikasih tempat duduk kelas ekonomi."
"I bought the executive class ticket for you. Don't accept it if you get the economy class seat."

"Jangan khawatir, Pa. Walaupun cantik, petugasnya ga bodoh. Aku akan periksa kembali sebelum ke ruang tunggu."
"Do not worry, Dad. Although they are pretty, the officials are not stupid. I'll check again before go to the boarding room."

"Tuuut..." Telepon terputus.
"Tuuut..." The phone get disconnected.

Telepon Nusa berdering lagi.
Nusa's phone rings again.

"Maaf, Pa, tadi telepon terputus tiba-tiba."
"Sorry, Dad, the phone was suddenly interrupted."

"Ga apa-apa, boleh aku konfirmasi hadiah undianku sekarang?"
"It's OK, can I confirm my lottery prize now?"

"Heh?"

"What?"

"Nusa! Kamu ga inget aku? Aku ga sangka daya inget kamu pendek banget."
"Nusa! Did you forget about me? I am surprised that you have such a short-lived memory."

"Mmm... Rei?"
"Mmm... Rei?"

"Aku saudara tiri kamu!"
"I'm your step-sister!"

"Cuih! Sodara tiri yang ngeselin. Kamu ada di mana?"
"Yuck! Peevish step-sister. Where are you now?"

"Aku baru sampai di bandara nih. Ini nomer ayahku."
"I just arrived at the airport. This is my father's number."
"Hah?"
"What?"

Satu jam menuju waktu keberangkatan. Jantung Nusa berdegup kencang. Setelah mendapatkan boarding pass, Nusa bergegas ke sebuah kios makanan cepat-saji dalam bandara. Seorang gadis berjaket panjang tebal berwarna hitam duduk manis. Dia menghampiri gadis itu.
One hour to departure time. Nusa's heart beats very fast. After getting his boarding pass, Nusa rushes to a fast-food kiosk inside the airport. A girl with long thick black jacket sits sweetly. He approaches her.

"Rei!"
"Rei!"

"Nusa, kamu tambah tinggi yah?" Rei berdiri lalu menepuk-nepuk pundak Nusa.
"Nusa, did you become taller?" Rei stoods and slaps Nusa's shoulder repeatedly.

"Aku pakai sepatu pantofel, bukan sepatu capung kayak waktu kita kuliah dulu." Nusa memegang tangan Rei dan membawanya ke tempat duduk. "Kamu terima SMSku?"
Catatan penulis: sepatu pantofel diasumsikan sebagai sepatu hak tinggi, sedangkan sepatu capung diasumsikan sebagai sepatu hak rendah.
"I wear a pair of dress shoes, not light shoes like when we are still in university." Nusa holds Rei's hands and bring her to the seat. "Did you get my SMS?"

"Aku terima sesaat sebelum aku kembali ke sini. Jadi, kamu mau ke mana nih?"
"I received it just before I returned here. So, where are you heading to?"

"Aku mau susul kamu. Aku khawatir kamu kebingungan. Kalau kamu nyasar, di sana kamu ga bisa minta bantuan aku kan?"
"I am going after you. I am afraid you will be confused. If you stray, how can you ask me for a help there ?"

"Ha. Ha. Ha. Ga sampai segitunya kali. Kamu beneran mau susul aku?"
"Ha. Ha. Ha. I think I am not that worse. Are you really going after me?"

"Yup, tapi kamu malah ada di sini."
"Yup, but now you are here."

"Jurusan apa?"
"What major?"

"Manajemen."
"Management."

"Manajemen lagi? Dulu skripsi kamu dibikin bareng-bareng. Aku masih inget, kalau kamu kerja sendiri, skripsi kamu ga pernah maju."
"Management again? Your final-year-project was done together with me. I still remember, if you work alone, you never move forward."

"Skripsi aku selesai kan? Aku pikir aku butuh penyegaran. Pekerjaan baru, posisi baru, suasana baru, tantangan baru."
"But I finished it, right? I think I need refreshment. New job, new position, new atmosphere, new challenges."

"Kamu suka dengan pekerjaanmu yang dulu? Seinget aku, setiap kali kamu kirim e-mail, lebih dari setengah isinya adalah keluhan kamu. Baca aja bikin mataku sakit, apalagi bales. Aku jadi males."
"Do you like your previous work? As I remember, every time you sent me an e-mail, more than half of the content is your complaint. Reading your e-mail hurts my eyes, so does replying to your e-mail. So I became lazy."

"Aku juga males terima e-mail kamu. Foto, foto lagi. sepuluh mega, dua-puluh mega lagi. Pekerjaanku yang dulu, menurut aku, bagus. Aku kerja di tempat yang nyaman, aku bisa menabung, aku bisa meniti karir, ga ada yang salah."
"I was also lazy to receive your e-mail. Photos, photos again. Ten megabytes, twenty megabytes again. My previous job, according to me, was good. I worked in a comfortable place, I could save money, I could have careers, there was nothing wrong. "

"Kenapa kamu keluar?"
"Why did you quit?"

"Aku merasa bosen. Aku merasa jenuh. Aku merasa capek kerja di sana."
"I felt bored. I felt saturated. I felt tired of working there."

"Atau.. kamu merasa ga suka?" Rei melanjutkan, "Kamu inget ga, gambar apa yang kita buat waktu kita masih TK."
"Or.. did you feel like it is not you?" Rei continued, "Do you remember, the drawing that we did when we were still kids."

"Mmm... kamu gambar rumah?"
"Mmm... you drew a house?"

"Gambar kamu?"
"And your picture was?"

"Ha. Ha. Ha. Itu kan dulu."
"Ha. Ha. Ha. It is just our past."

"Tapi itu cita-cita kamu."
"But it is your dream."

Nusa diam. Nusa teringat akan gambar yang dulu dia dan Rei buat. Rei membuat gambar rumah, sedangkan Nusa membuat gambar robot. Rei masuk jurusan arsitektur atas kemauannya sendiri, sedangkan Nusa masuk jurusan manajemen atas kemauannya sendiri yang didasari oleh saran Ayahnya. Rei akan bisa merancang dan mewujudkan rumah yang ingin dibangunnya ketika dia masih kecil. Sekarang Nusa memang tidak ingin membuat robot, tapi Nusa tertarik pada elektronik. Dia kerja dalam bidang perbankan, bukan elektronik seperti yang disukainya. Nusa tidak tertarik pada pemasaran, dia lebih tertarik pada teknologi dan peralatan elektronik. Waktu keberangkatan sudah semakin dekat.
-Nusa becomes silent. Nusa remembers about the drawing that himself and Rei made. Rei drew a big and nice house, while Nusa drew a robot. Rei chose to learn architecture with her own volition, while Nusa chose to learn management because of his father's suggeston. Rei will be able to design and realize a big and nice house like her childhood dream. On the contrary, Nusa does not want to create robots, but Nusa is actually interested in electronics. He used to work in banking fields, while his actual interest is all about electronics. Nusa is not interested in marketing, he was more interested in technology and electronic equipment. Now, it is almost time to depart.

"OK, aku akan pertimbangkan pilihanku lagi. Rei, ... Terima Kasih."
"OK, I will reconsider my choice again. Rei, ... Thank You."

"Sudah mau berangkat?"
"Is it already the time?"

"Yup!"
"Yes it is."

"OK, sampai jumpa lagi!"
"OK, see you again!"

Nusa memeluk Rei untuk beberapa saat. Rei mengantar Nusa sampai ke gerbang keberangkatan. Mereka berpisah lagi. Kali ini, Nusa yang meninggalkan Rei. Nusa meninggalkan Rei demi masa depannya, tapi kali ini Nusa berkata pada dirinya sendiri bahwa - tidak pernah ada kata terlambat untuk berubah.
Nusa embraces Rei for seconds but it feels like forever. Rei accompanies Nusa to the departure gate. They are separated again. This time, Nusa leaves Rei. Nusa leaves Rei for his future, but this time Nusa says to himself that - It is never too late to change.
--

Penulis bertanya kepada pembaca:
1. Apa cita-cita kamu ketika kamu masih kecil? Kenapa kamu memilih cita-cita itu?
2. Apakah kamu yang sekarang ada di jalan menuju cita-cita kamu? Kenapa?

The author asks the readers:
1. What is you dream when you are still a kid? Why do you choose it?
2. Now are you on the your way to reach your dream? Why?

Seperti tertulis dalam catatan penulis di atas, kisah ini hanyalah kisah fiksi, kisah ini tidak nyata dan belum tentu benar. Artikel ini bukanlah artikel tentang mimpi atau cerita tentang orang yang gemuk. Maaf atas cerita sampingan yang belum tuntas.
As written in the author note above, this is a fictional story, the story is not real, and the story may not be appropriate. This article is not an article about dream or story about a fat girl. Sorry for the side story that is not completed yet.

Cerita ini di dedikasikan dari saya untuk seseorang yg saya cintai.dia orang nya baik , suka bercanda , tidak sombong. dia berada jauh disana.di kota kembang,dan saya di sini merasa sangat kesepian. jika saya banyak salah dengan anda , mohon , ampuni saya. saya hanya mencintai dan menyayangimu. itu saja . please , meet me next time ....next time , if i call you , please answer my call .

Civil Engineering Created , by Nanda Trigani Praja
Terbit : 2011
US$6
YOGYAKARTA FOUNDATION Inc.

Hari ini : ada refrensi buat ujian beton 1 dari bu.dian..klik dan download

http://www.4shared.com/rar/0g2OmX9d/BETON_1__BuDian_Refrensi__igan.html